twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Selasa, 22 November 2011

Niat Berbuat Kebaikan Cetak

"Sesungguhnya, semua amal bergantung pada niatnya. Barang siapa yang berhijrah karena Allah dan Rasu-lNya, dia telah berhijrah kepada Allah dan Rasu-lNya..."

Niat yang benar adalah anugrah Allah kepada seseorang. Bernilai atau tidaknya suatu perbuatan tergantung sepenuhnya pada niat. Sebuah amal bisa memperoleh pahala yang berlipat karena kecermatan menata niat. Apabila seseorang berangkat ke masjid dan ia berniat untuk melaksanakan shalat berjamaah, lalu ia pun berniat untuk silaturahmi kepada sesama muslim, maka pahala yang di dapat adalah pahala shalat berjamaah dan silaturahmi.

Selain meraih pahala yang berlipat, niat yang benar akan melahirkan tekad yang kuat untuk melakukan ketaatan secara maksimal. Begitu juga niat yang tulus dapat mencegah seseorang malu untuk beramal karena ejekan atau cemoohan orang. Amal yang bentuk lahirnya keduniaan akan berubah menjadi amal keakhiratan karena niat yang benar. Sebaliknya, Amal yang tampilan luarnya keakhiratan bisa menjadi sekedar amal keduniaan apabila dilakukan tanpa niat yang benar.

Dawud At-Tha'i pernah ditanya oleh seseorang,"Bagaimana caranya agar suatu amal terbebas dari riya?"

At-Tha'i menjawab,"Perbanyaklah niat melakukan kebaikan. Sebab, niat melakukan kebaikan termasuk amalan yang baik bagi orang mukmin. Berniat melakukan kebaikan adalah perbuatan hati yang tak tampak sehingga selamat dari riya. Namun ingatlah meskipun niat melakukan kebaikan tidak terlihat mata, ia dapat terserang penyakit ujub. Hati-hatilah dengan setan! Setan selalu mengincarmu setiap saat.

Muhammad bin Wasi' berkata,"perbanyaklah kalian berniat melakukan kebaikan. Sebab diantara sederetan amal, hanya niat yang dapat diharapkan tidak terjangkit riya. Amal-amal yang lain tidak dijamin selamat dari riya. Insya Allah berniat melakukan kebaikan adalah amal yang akan terselamatkan darinya. Niat orang mukmin lebih baik daripada amalnya.

Tsabit Al Banani menjelaskan,"Engkau mesti berhati-hati dengan jebakan setan. Setan suka mendorong dirimu untuk berniat melakukan amal saleh. Namun, dia berusaha menghalangimu melaksanakannya secara nyata. Setan mengetahui bahwa jika orang mukmin melakukan amal saleh, dia mendapat pahala berlipat. Sebab niat melakukan amal salehnya di hitung sebagai kebaikan. Karena itu setan tidak rela melihat orang mukmin mendapat dua pahala sekaligus. Engkau jangan terjebak dalam pelamunan. Pelamunan hanyalah angan-angan melakukan kebikan tanpa dibarengi dengan tekad untuk melaksanakannya. Camkanlah olehmu, niat yang di hitung sebagai kebaikan adalah niat yang dilaksanakannya secara nyata dan niat yang terhalang suatu uzur ketika engkau hendak melakukannya."

"Jika niatmu baik," Kata Ali Al Khawwash. "Seluruh orang akan merasa senang kepadamu. Sebaliknya jika niatmu jelek, seluruh orang akan membencimu. Allah SWT sangat senang kepada hamba yang mempunyai tekad untuk melakukan amal baik sementara ia terhalang oleh suatu uzur. Allah SWT sangat benci kepada hamba yang berniat melakukan maksiat sementara ia terhadang oleh uzur bukan karena tekad baik dalam dirinya. Perbanyaklah merasa sedih jika dalam hatimu terdapat keinginan melakukan kebaikan sementara ada uzur yang menghalangi. Sebab, tangisanmu akan menambah catatan kebaikanmu. Dan, janganlah merasa bersedih jika engkau tidak jadi melakukan maksiat yang telah engkau rencanakan karena terhalang oleh suatu uzur. Sungguh beruntung orang yang diberi karunia niat yang baik dan dapat melaksanakannya."

Demikianlah dari niat yang baik, lahirlah ketulusan beribadah. Dan ketulusan beribadah menghasilkan pahala yang berlipat dan tekad yang kuat untuk melaksanakan ketaatan. Semoga Allah SWT senantiasa meluruskan niat kita pada jalan ketaatan. Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar