Jakarta – Pada waktu sahur, seorang Abid (orang yang sedang beribadah) membaca surat ‘Thaa Haa’ di biliknya yang berdekatan dengan jalan raya. Selesai membaca, dia merasa sangat mengantuk. Lalu ia putuskan untuk tidur.
Dalam tidurnya, dia bermimpi melihat seorang laki-laki turun dari langit dan menbawa Alquran. Lelaki itu datang menemuinya dan segera membuka kitab suci itu di depannya. Dijelaskannya surat ‘Thaa Haa’, dan diperlihatkannya halaman demi halaman agar terlihat jelas oleh Abid.
Abid melihat setiap kalimat surat itu dicatat sepuluh amal kebajikan sebagai pahala bacaannya, kecuali satu kalimat saja yang catatannya dihapus. Lalu Abid bertanya, “Demi Allah, sesungguhnya aku telah membaca seluruh surat ini tanpa meninggalkan satu kalimat pun. Tetapi mengapa catatan pahala untuk kalimat ini dihapus?”
“Benar seperti katamu, engkau memang tidak meninggalkan satu kalimat pun dalam bacaanmu tadi, dan untuk kalimat itu sudah dicatatkan pahalanya, tetapi tiba-tiba kami mendengar perintah dari arah Arasy, ‘Hapuskan catatan itu dan gugurkan pahala untuk kalimat itu!’ karena itulah kami segera menghapusnya,” jawab lelaki itu
Dalam mimpinya Abid menangis dan berkata, “Kenapa tindakan itu dilakukan?”
“Semua ini karena engkau sendiri, ketika membaca surat Thaa Haa tadi, seorang hamba Allah melewati jalan dekat rumahmu, engkau sadar akan hal itu, lalu engkau meninggikan suara bacaanmu agar terdengar oleh hamba Allah tersebut. Kalimat yang tiada catatan pahala itulah yang telah engkau baca dengan suara tinggi.” jelas si lelaki.
Si ABid terjaga dalam tidurnya, “Astagfirullahal’adzim! sungguh licin virus riya menyusup ke dalam hatiku, dan sungguh besar bahayanya. Dalam sekejap mata, ibadahku dimusnahkan,” tuturnya.
***